Rabu, 05 Juni 2013

Ni wayan rastuti







“ kelas amphibi”
           

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

Ni wayan rastuti        : 10270003
Nurhayati                   : 10270039
Ratna mega sari        :10270046
Rosalia sofina                        : 10270073
Paskalia yufani M     :10270035
Nur insani saleh         :10270044
Nur Qalby L              :10270023
Nur Aminah              :10270041
Lia allo layuk             :10270013
Seprianus                   :10270025
Faunal Jhony             :10270076
Maria Densiana         :10270034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Nama kelas ini berasal dari bahasa Yunani (Amphi=rangkap,bios= hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukan bahwa, mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada ke dua fase itu struktur dan fungsinya menunjukan sifat antara ikan dan reptilia serta menunjukan bahwa amphibian merupakan suatu kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Amphibia merupakan makanan bagi berbagai macam vertebrata lainnya. Beberapa spesies digunakan untuk pengajaran dan penelitian dalam biologi dan tak ketinggalan paha katak menjadi sumber protein. Termasuk dalam kelas amphibia ialah; salamander, katak kintel, Ichthyosis sebagai amphibian daerah tropis yang tidak berkaki dan beberapa hewan lain yang tinggal fosil.                                                                                                              Amphibia merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi rambut dan mampu hidup di air maupn di darat. Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibi mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura , tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. Amphibi memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrane nictitans yang berfugsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. System saraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembangbiak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembangbiak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pada kelas amphibi?
2.      Bagaimana cirri-ciri dan Klasifikasi pada Kelas Amphibi?         
3.      Bagaimana bentuk morfologi pada kelas amphibi?
4.      Bagaimana system pencernaan pada kelas amphibi?
5.      Bagaimana system reproduksi pada kelas amphibi?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pada kelas amphibi.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi pada kelas amphibi.
3.      Untuk mengetahui bentuk morfologi pada kelas amphibi.
4.      Untuk mengetahui system pencernaan pada kelas amphibi.
5.      Untuk mengetahui system reproduksi pada kelas amphibi





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Pengertian Amphibi
Amphibi merupakan hewan yang mempunyai dua alam berbeda, yaitu di darat dan air. Amphibi dewasa bernafas dengan paru-paru dan berjalan dengan empat kakinya. Keadan demikian merupakan penyesuaian dengan kehidupan darat. Kulitnya tipis dan lembab. Karena kulitnya tipis, maka air mudah menguap dari tubuh melalui kulit. Agar tidak terlalu banyak penguapan, amfibi menyenangi tempat-tempat yang basah atau lembab. Amphibi memerlukan air untuk perkembangbiakannya.
Amphibi bertelur di air atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tampat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Contoh amphibi yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa kodok dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amphibi tidak berkaki yang badannya serupa cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amphibi, yang tidak terdapat secara alami di Indonesia adalah salamander. Amphibi dari daerah bermusim empat, ini bertubuh serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik.
2.      Cirri-Ciri Dan Klasifikasi Pada Kelas Amphibi
Amphibi mempunyai cirri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir , merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput yang di sebut membrane niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembangbiak dengan cara melepaskan telurnya dan di buahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).
Kelas amphibi umumnya hidup di dua tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya. Sebagian besar amphibi memiliki cirri-ciri khusus lainnya, yaitu:
1)      Berkulit licin tidak bersisik                                                      
2)      menggunakan nergi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong  hewan eksoterm
3)    Fertilisasi secara eksternaldi air atau di tempat lembab
4)    Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang
            Tidak semua jenis amphibi hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak salamander, dancaecilian ada yang hanya hidup diair dan ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Klasifkasi amphibi terdiri dari tiga ordo, Yaitu Anura, Urodela Dan Apoda.  
a.       Anura
Anura memiliki cirri tidak berekor saat dewasa. Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat. Lidahnya besar, lengket dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsanya. Bagi yang jantan memiliki kantong udara di kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin.contoh hewan ini adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp.) dan kodok atau bangkong (bufo sp.)
b.      Urodela (Caudate)
Urodela merupakan kelompok amphibi yang memiliki ekor saat larva, mudah dan dewasa. Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depan yang sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat. Adapun ciri-ciri yang lain yaitu: kepala, ekor dan kaki sama besar, bentuk larva sama besar dengan dewasa, larva bernafas dengan insang, dan dewasa bernafas dengan paru-paru. Hewan yang tergolong kelompok ini adalah salamander dan Axoloti mexicanum.
c.       Apoda  (Gymnophiona)
Apoda yang di sebut juga sesilian merupakan amphibi tak berkaki. Bentuk tubuhnya seperti cacing tanaah atau belut. Larva sesilian sangat menyerupai sesilian dewasa. Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah, ekor pendek,berekor pendek, kulit lunak dan menghasilkan cairan sisik terpendam dalam kulit, mata tidak berkelopak. Contoh: Ichthyophis glautinosus (salamander cacing).
3.      Bentuk Morfologi Pada Kelas Amphibi
Tubuh terbagi atas kepala, badan dan anggota gerak, tidak mempunyai leher dan ekor. Kepala berbentuk segitiga, dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergigi, rahang atas bergigi atau tidak. Pada umumnya vomer bergigi, kedudukannya vomer terhadap nares posterior sangat pentin untuk identifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada sadar mulut bagian anterior, ujungnya berbelah atau utuh, runcing atau tumpul. Lubang hidung satu pasang terletak agar bola dekat ujung moncong, mata besar dan bulat, menonjol arah dorso lateral dilengkapi dengan kelopak mata atas yang tebal berdaging dan kelopak mata  bawah yang yang lebih tipis. Kedua kelopak mata tidak dapat digerakan. Di sebelah dalam, kedua macam kelopai terdapat kelopak mata yang ke tiga yang berupa selaput tipis dan disebut Membrane nictitans. Selaput selaput dapat digerakan ke dorsal menutup bola mata yang berguna menjaga agar bola mata tidak kering apabila hewan berada di air.
Di sebelah ventro caudal mata terdapat selaput pendengar yang lebar dan jelas atau dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya tidak jelas yang di sebut membrane tympanium. Rana canrivora memiliki badan yang lebih langsing dan terdapat tonjolan pada tampat persendian antara columna vertebralis dengan gelang panggul. Pada ujung posterior terdapat lubang cloaca, lubang ini dapat polos tetapi ada pula yang dilengkapi dengan jumbai-jumbai. Anggota geraknya, berupa tungkai depan yang lebih pendek, dibedakan atas humerus,radio,ulna,karpus, dan dilengkapi dengan 4 buah jari.Tungkai belakang lebihpanjang (pada kataj jauh lebih panjang),dibedakan atas femur,fibio-fibula,fabiale,fibulare,dan dilengkapi dengan 5 buah jari.Diantara jari-jari pada umumnya terdapat selaput tipis yang ukuran lebarnya tergantung dari jenisnya.Ujung jari dapat tumpul atau dilengkapi bantalan yang lebar dan tebal.Pada sisi ventral jari-jari kadang-kadang dilengkapi dengan tuberculum suarticulare.Pada metatarsal dalam.
Keadaan kulit amphibi dapat kasar,berbintil-bintil dan kering,dapat pula licin dan lembab karena adanya kelenjar yang menghasilkan lendir di seluruh permukaan tubuh.Tidak dijumpai adanya sisik ,kadang-kadang kulit membentuk lipatan tertentu baik pada batungkai.dan atau paha tungkai.Warna kulit ditentukan oleh adanya kromatophora yang mengandung pigmen    hitam dan cokelat disebut melanphora sedangkan lipophora mengandung pigmen merah ,kuningdan orange.
Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vacalis(saku suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditivae Eustachii.Saku suara itu dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara.
4.      Sistem Pencernaan pada kelas Amphibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
a.    Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa.
b.    Esofagus: berupa saluran pendek.
c.    Ventrikulus (lambung): berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
d.   Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e.    Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
f.     Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang di tangkap untuk di makan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran di sebut gerak peristalsis.Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum.Makanan masuk kedalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepar dan pancreaticumyang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum mengahasilkan sekresi sendiri.Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang di hasilkan akan di tampung sementara dalam fesica felea,yang kemudian akan di tuangkan dalam intestinum melalui ductus cystus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas.Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemak.Bahan makanan yang merupakan sisa didalam intestinum mayor menjadi faces dan selanjutnya dikeluarkan melalui anus.
5.      Sistem Reproduksi Pada Kelas Amphibia
System reproduksi pada kelas amphibi sebagai contohnya adalah katak. Organ reproduksi pada katak berbeda antara katak jantan dan katak betina.Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval,warnanya keputih-putihan) terletak di sebelah atas ginjal.Testis diikat oleh alat penggantungnya yang di sebut mesdrchiutn.dari testis terdapat saluran yang di sebut fasadefferensia yang bermuara di kloaka.Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang di sebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada ovarium terdapat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin”terjadi isyarat kawin oleh katak tantan dan betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel-sel gametnya ke luar tubuh. 
KATAK
Metamorfosis Katak
System Reproduksi Pada Kelas Amphibi





BAB III
PENUTUP
1.   Kesimpulan
a.       Amphibi merupakan hewan yang mempunyai dua alam berbeda, yaitu di darat dan di air. Amphibi dewasa bernafas dengan paru-paru dan dan berjalan dengan empat kakinya seperti katak.
b.      Amphibi mempunyai cirri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, tidak semua jenis amphibi hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat ayng lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibi terdiri dari tiga ordo, yaitu anura, urodela,dan apoda.
c.       Tubuh terbagi atas kepala, badan, dan anggota gerak, tidak mempunyai leher dan ekor. Kepala berbentuk segitiga, dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergigi, rahang atas bergigi atau tidak. Pada umunya vomer bergigi, kedudukannya vomer terhadap nares posterior sangat penting untuk identifikasi.
d.      Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristalsis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
e.       Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat sluran yang disebut fasadefferensia yang bermuaara di kloaka, dan betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.
2.      Saran
Diharapkan kepada dosen pembimbing agar agar memberikan kritik dan saran demi kesmpurnaan makalah kami selanjutnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar