BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang memiliki
bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta,
yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200
spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di
Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas
Aves.
Nama kelas
aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung
ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan
burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap
primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan
untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari
suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung
masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk
terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif.
Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan
bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu
menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya
menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya
itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi
berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di
hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke
puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput,
pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub.
Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka
dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang
warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau
burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk
menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan,
pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau
kecil panjang untuk mengisap nektar.
Ada yang
memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar
penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk
berlari dan merobek perut musuhnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana ciri-ciri Aves?
2. Bagaimana bentuk morfologi pada
Aves?
3. Bagaimana sistem pernafasan pada
Aves?
4. Bagaimana sistem pencernaan pada
Aves?
5. Bagaimana sistem peredaran darah
pada Aves?
6. Bagaimana sistem reproduksi pada
Aves?
7. Sebutkan contoh Aves?
8. Bagaimana peranan Aves dalam
kehidupan manusia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cirri-ciri Aves
2. Untuk mengetahui bentuk morfologi
pada Aves
3. Untuk mengetahui sistem pernafasan
pada Aves
4. Untuk mengetahui sistem pencernaan
pada Aves
5. Untuk mengetahui sistem peredaran
darah pada Aves
6. Untuk mengetahui sistem reproduksi
pada Aves
7. Untuk mengetahui macam-macam Aves
8. Untuk mengetahui peranan Aves pada manusia
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Ciri-ciri Aves
Burung berdarah panas dan berkembang biak melalui telur. Tubuhnya
tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Kedua tungkai
depannya telah berubah menjadi sayap.
Ciri-ciri khusus aves antara lain :
a) Tubuh terbungkus oleh bulu
b) . Mempunyai dua pasang anggota
(extremitas), anggota anterior (sepasang) mengalami modifikasi sebagai sayap,
sedangkan sepasang anggota posterior disesuaikan untuk hinggap dan berenang.
Pada kaki terdapat 4 jari, 3 di depan dan 1 dibelakang. Cakar terbungkus oleh kulit
yang menanduk dan bersisik.
c) Skeleton kecil, kuat, baik, dan
penulangannya sempurna. Pada mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai
paruh yang terbungkus lapisan zat tanduk. Tempurung kepala memiliki sebuah
occipitale condyle, lehernya sangat fleksibel, tulang pembentuk pelvicus
bersenyawa dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbuka.
d) Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang
menempel pada costae dan berhubungan dengan kantung udara yang meluas pada
alat-alat dalam, memiliki kotak suara atau siring pada dasar trakea.
e) Tidak memiliki vesica urinaria,
zat-zat ekskresi setengah padat, pda hewan betina biasanya memiliki ovarium
kiri dan oviduct kiri.
f) Suhu tubuh tetap (homoiothermis).
g) Memiliki 12 nervi cranialis.
h) Fertilisasi terjadi di dalam tubuh,
memiliki membran embryonica (amnion, chorion, yolk sac dan allantois) semua
perkembangan dalam telur. Anak-anaknya yang masih muda dierami, disuapi makanan
dan dijaga oleh induknya (kecuali pada Megapodes).
Burung
memiliki sejumlah cirri-ciri khusus yang berhubungan dengan kemampuan
terbangnya, yaitu:.
a) Kebanyakan tulang yang besar
berongga untuk mengurangi bobot badan. Berat rangkanya hanya 10% dari seluruh
berat badan.
b) Pada tulang dada yang berlunas
dalam, melekat otot-otot terbang yang kokoh untuk menggerakkan sayap.
c) Sistem pernafasan diperluas dengan
alat pembantu pernafasan, yaitu pundi-pundi udara yang berupa kantung selaput
yang ringan.
d) Posisi tubuhnya efisien pada waktu terbang
sehingga dapat bergerak tanpa halangan sewaktu melawan angin.
2.
Morfologi
Aves
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix
(leher) yang biasanya panjang, truncus
(badan) dan cauda (ekor). Sepasang
extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada
tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha
kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh
maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum
dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh
pembungkus selaput zat tanduk.
Pada atap
paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares
externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral
pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat
membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah
tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. di
bawah ekor.
Penutup tubuh berupa bulu mempunyai
3 tipe, yaitu :
1) Bulu kontur (plumae), untuk terbang
dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang tersebar dengan pola tertentu
yang disebut pteril.
2) Bulu kapas (plumulae), tidak ada
vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya, dan
tersebar diseluruh tubuh.
3) Filoplumae, kecil-kecil dengan
batang bentuk benang berakhir dengan beberapa serabut, tumbuh di sekitar
pangkal bulu kontur. Bulu-bulu itu diganti tiap tahun, sehabis musim
perkawinan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar
uropigeal.
Menurut
letaknya bulu digolongkan menjadi :
a. Tetrices, yang menutupi tubuh
b. Retrices, yang berpangkal pada ekor
c. Remiges, yang terdapat pada sayap
d. Paraptirum, yang menutupi daerah bahu
e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari)
a. Tetrices, yang menutupi tubuh
b. Retrices, yang berpangkal pada ekor
c. Remiges, yang terdapat pada sayap
d. Paraptirum, yang menutupi daerah bahu
e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari)
Perubahan
dan Peluruhan Bulu (Moult)
Kerusakan bulu ternyata bukan merupakan satu-satunya faktor
yang mendorong terjadinya perubahan dan peluruhan bulu. Pada waktu tertentu
yang berbeda dalam satu tahun (pada satu musim yang berbeda), setiap burung
mengalami perubahan bulunya atau bagian dari bulunya, bergantung pada
keperluannya. Selama musim berbiak, bulu bewarna-warni yang biasanya sangat
diperlukan untuk keperluan menarik lawan jenis, tidak lagi diperlukan, sedangkan
penyamaran masih diperlukan dalam bentuk yang lain. Untuk keperluan yang
berbeda-beda itulah kemudian burung meluruhkan bulunya pada waktu-waktu
tertentu sesual dengan keperluan. Pengetahuan mengenai waktu burung meluruhkan
bulunya dan bagaimana bentuk bulu pada periode antara peluruhan tersebut akan
sangat bermanfaat apabula kita ingin memperkirakan umur individu burung .
Fungsi bulu pada
aves:
a.
Dapat
mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam
cuaca dingin.
b.
Sementara,
saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan
bulu-bulu mereka.
c.
Sebagai
penutup tubuh
d.
Bulu-bulu
ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
e.
Untuk memperindah tubuh.
f.
Plumae
agar dapat terbang
g.
Filoplumae
sebagai sensor
h.
Plamulae
berfungsi sebagai isolator
i.
Untuk
menghangatkan telur saat mengerami
j.
Melindungi
kulit dari serangga
3.
Sistem
pernapasan pada Aves
Lubang hidung yang terdapat pada
paruh menghubungkan rongga hidung di atas rongga mulut. Glottis pada bagian
bawah faring menghubungkan saluran trakea yang di perkuat denga kartilago.
Trakea berlanjut ke bawah arah leher yaitu syring (kotak suara), tempat
terdapatnya otot vocal, dari syring dilanjutkan ke bronkhos paru-paru berukuran
kecil melekat pada rusuk dan vertebrata di bagian dorsal dari trax dengan
jaringan ikat, paru-paru dimasuki sejumlah broncheolus yang saling berhubungan
dan sejumlah dara dari pulmonary. Pada broncheolus melekat kantung udara yang
terdapat di sela-sela organ dalam pada rongga badan dan menjulur ke ruang
disekitar vertebrta leher.
Paru-paru dapat digerakan sedikit
oleh otot yang terdapat disekitar tulang rusuk . jika sternum bergerak turun,
dan rusuk menggembung ke samping udara ke rongga paru-paru , jika kontraksi
terjadi sbaliknya. Maka dara keluar dari rongga paru-paru. Gerakan tersebut
dimungkinkan karena struktur torak yang kaku. Pada sat inspirasi, udara masuk
melalui bronchioles ke kantung udara membantu penyebaran panas tubuh yang
dihasilkan oleh kontraksi otot dan aktivitas metabolic lainya. Suara yang
terdengar pada burung dihasilkan karena udara yang bergetar ketika melewati
otot syring.
4. Sistem pencernaan Aves
Lidah pada burung berbentuk runcing
dan panjang dengan lapisan zat tanduk. Pada rongga mulut bagian atas terdapat lipatan
palatal. Dilanjutkan dengan faring, kemudian saluran esophagus yang dilapisi
otot memanjang ke bagian bawah leher tempat terdapatnya tembolok yang berfungsi
sebagai tempat penyimpan makanan.
Dan
beberapa diantaranya alat dan fungsi pada burung adalah sebagai berikut:
•Paruh : Mengambil makanan.
• Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
• Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
• Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
• Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
• Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
• Pankreas : Menghasilkan enzim.
• Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap
• oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
• Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
• Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
• Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
• Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
• Pencernaan usus.
• Saluran uretra dari ginjal
• Saluran kelamin
•Paruh : Mengambil makanan.
• Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
• Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
• Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
• Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
• Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
• Pankreas : Menghasilkan enzim.
• Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap
• oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
• Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
• Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
• Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
• Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
• Pencernaan usus.
• Saluran uretra dari ginjal
• Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang
sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian makanan masuk menuju usus
halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus
halus.Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada
dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara
lambung dan usus.
Usus buntu berguna untuk memperluas daerah
penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam
poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
5.
Sistem
peredaran darah
Peredaran darah burung adalah dari
paru-paru mengangkut oksigen masuk ke serambi kiri,kemudian ke bilik kiri. Dari
bilik kiri darah di pompa keseluruh tubuh melalui aorta. Dise-sel tubuh darah
melepaskan O2 dan mengikat ¬CO2. Darah yang mengandung
banyak CO2 ini masuk serambi kanan melalui pembuluh balik.Selanjutnya
darah masuk bilik kanan,kemudian dipompa masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru
darah melepaskan CO2 dan mengikat O2.
Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
6.
Sistem
reproduksi pada Aves
Kelompok
burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada
burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh
suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang
testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Akan
berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum
yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka
di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi
cangkang berupa zat kapur.
Telur
dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah
kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan
dalam sarang.
7.
Contoh
Aves
Kingdom : Animalia
Phyllum :Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies :Gallus
gallus (Ayam)
2.
Burung Unta
Burung unta adalah hewan berdarah
panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Bulu mereka tidak
berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi
wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip. Burung unta mempunyai
leher yang panjang dan mampu beralri sehingga 65 km/jam.
Burung unta terkenal dengan sarang
masyarakat, di mana beberapa ekor burung betina akan bertelur dalam satu
sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu malam.
Telur burung unta adalah telur terbesar.
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Struthionidae
Genus: Struthio
Spesies: S. Camelus
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Struthionidae
Genus: Struthio
Spesies: S. Camelus
3.
Burung
kasuari
Casuarius
casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa
berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna
hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah
gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang
tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan
biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Burung
Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada
masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena
diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya spesies
burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat
terbang. Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka buah-buahan
yang terjatuh di dasar hutan.
Burung
Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak.
Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuaKasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan.ri yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuaKasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan.ri yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang
.
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordatsa
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Casuariidae
Genus: Casuarius
Spesies: C. casuarius
Filum: Chordatsa
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Casuariidae
Genus: Casuarius
Spesies: C. casuarius
4.
Burung
Merak biru
Merak
Biru adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru
mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran
besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang
berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk
kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya
tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa
dihiasi bulu penutup ekor. burung muda seperti betina.
Merak
jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada musim
berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina.
Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata
berwarna biru. Burung betina biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur.
Pakan burung Merak Biru terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan
dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti cacing,
laba-laba dan kadal kecil.
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Pavo
Spesies: P. Cristatus
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Pavo
Spesies: P. Cristatus
5.
Burung
Bangau
Bangau
adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Badan berukuran besar,
berkaki panjang, berleher panjang namun lebih pendek dari burung Kuntul, dan
mempunyai paruh yang besar, kuat dan tebal. Bangau bisa dijumpai di daerah
beriklim hangat. Habitat di daerah yang lebih kering dibandingkan burung Kuntul
dan Ibis. Makanan berupa Katak, ikan, serangga, cacing, burung kecil dan
mamalia kecil dari lahan basah dan pantai.
Bangau
tidak memiliki organ suara syrinx sehingga tidak bersuara. Paruh yang diadu
dengan pasangannya merupakan cara berkomunikasi menggantikan suara panggilan.
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Ciconiiformes
Familia: Ciconiidae
Genus : Mycteria
Spesies : Mycteria leucocephala
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Ciconiiformes
Familia: Ciconiidae
Genus : Mycteria
Spesies : Mycteria leucocephala
6.
Bebek
Secara
keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, dan memiliki leher yang relatif
panjang, meski tidak sepanjang angsa dan angsa berleher pendek. Bentuk tubuh
bebek bervariasi dan umumnya membulat. Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung
lamellae yang berguna sebagai penyaring makanan. Pada spesies penangkap ikan,
paruhnya berbentuk lebih panjang dan lebih kuat. Kakinya yang bersisik kuat dan
terbentuk dengan baik, dan umumnya berada jauh di belakang tubuh, yang umum
terdapat pada burung akuatik. Sayapnya sangat kuat dan umumnya pendek.
Penerbangan bebek membutuhkan kepakan berkelanjutan sehingga membutuhkan otot
sayap yang kuat.
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus : Anas
Spesies : Anas Platyrhyncos
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus : Anas
Spesies : Anas Platyrhyncos
7.
Angsa
Angsa
adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung
air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa
Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat
50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter.
Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih
besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih
besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak
ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak
menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih
besar dan lebih berat.
Klasifikasi
Kerajaan:
Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus : Cygnus
Species : Cygnus sp
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus : Cygnus
Species : Cygnus sp
8.
Peranan
aves pada manusia
Burung berperan dalam proses
penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan sejak jaman dulu burung telah
digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-buring kecil membantu dalam
membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga sburung yang berukuran besar
seperti elang dan burung hantu menjadi predator bagi tikus sawah telur burung
merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau
dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk
memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh
kepala suku-suku masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan terbang beberapa
jenis burung misalnya merpati dimanfaatka sebagai bentuk hiburan atau kegiatan
yang di perlombakan.
Selain memberi manfaat pada manusia
tapi juga ada yang merugikan . dan beberapa jenis burung memakan biji-bijian ,
tumbuhan muda , dan buah-buahan yang sengaja ditanam oleh manusia. Selain itu
burung juga bias menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Nama
kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung
ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan
burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap
primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan
untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari
suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung
masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk
terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif.
Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan
bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu
menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya
menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Burung berperan dalam
proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan.
B. SARAN
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, Reece, Mitcaell, JILID 2.
1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima Ciracas Jakarta: erlangga.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan surabaya: yudhistira
Kurniati tuti. Dkk. 2009, zoologi vertebrata. prodi pendidikan biologi fakultas tarbiyah dan keguruan uin sgd bandung.
http://1.bp.blogspot.com/.59gmopf.o/ saogtjtyudt/AA BY/ 67cuegiPJHS/sl600-h/ Bird.jpg.
kistinnah idun, endang srilestari. 2009. Biologi BSE makhluk hidup dan lingkungannya: departemen pendidikan.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan surabaya: yudhistira
Kurniati tuti. Dkk. 2009, zoologi vertebrata. prodi pendidikan biologi fakultas tarbiyah dan keguruan uin sgd bandung.
http://1.bp.blogspot.com/.59gmopf.o/ saogtjtyudt/AA BY/ 67cuegiPJHS/sl600-h/ Bird.jpg.
kistinnah idun, endang srilestari. 2009. Biologi BSE makhluk hidup dan lingkungannya: departemen pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar