“ kelas amphibi”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Ni
wayan rastuti : 10270003
Nurhayati
: 10270039
Ratna
mega sari :10270046
Rosalia
sofina : 10270073
Paskalia
yufani M :10270035
Nur
insani saleh :10270044
Nur
Qalby L :10270023
Nur
Aminah :10270041
Lia
allo layuk :10270013
Seprianus :10270025
Faunal
Jhony :10270076
Maria
Densiana :10270034
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Nama kelas ini berasal dari bahasa Yunani (Amphi=rangkap,bios= hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukan bahwa,
mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat.
Pada ke dua fase itu struktur dan fungsinya menunjukan sifat antara ikan dan
reptilia serta menunjukan bahwa amphibian merupakan suatu kelompok chordata
yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Amphibia merupakan makanan
bagi berbagai macam vertebrata lainnya. Beberapa spesies digunakan untuk
pengajaran dan penelitian dalam biologi dan tak ketinggalan paha katak menjadi
sumber protein. Termasuk dalam kelas amphibia ialah; salamander, katak kintel, Ichthyosis sebagai amphibian daerah
tropis yang tidak berkaki dan beberapa hewan lain yang tinggal fosil. Amphibia merupakan hewan
dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi rambut dan mampu hidup di
air maupn di darat. Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu
amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di
darat dan di air. Pada umumnya, amphibi mempunyai siklus hidup awal di perairan
dan siklus hidup kedua adalah di daratan. Pada fase berudu amphibi hidup di
perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan
ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase
dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya
insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura , tidak ditemukan
leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak
dengan cara melompat. Amphibi memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang
berkembang baik. Pada mata terdapat membrane nictitans yang berfugsi untuk
melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan
pada mata. System saraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase
hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium
cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang.
Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan
pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus
hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya
anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa.
Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembangbiak
secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada
di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembangbiak.
Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada
kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian pada kelas amphibi?
2.
Bagaimana cirri-ciri dan Klasifikasi
pada Kelas Amphibi?
3.
Bagaimana bentuk morfologi pada kelas
amphibi?
4.
Bagaimana system pencernaan pada kelas
amphibi?
5.
Bagaimana system reproduksi pada kelas
amphibi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian pada kelas
amphibi.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi
pada kelas amphibi.
3.
Untuk mengetahui bentuk morfologi pada kelas
amphibi.
4.
Untuk mengetahui system pencernaan pada
kelas amphibi.
5.
Untuk mengetahui system reproduksi pada
kelas amphibi
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Pengertian
Amphibi
Amphibi merupakan hewan yang
mempunyai dua alam berbeda, yaitu di darat dan air. Amphibi dewasa bernafas
dengan paru-paru dan berjalan dengan empat kakinya. Keadan demikian merupakan penyesuaian
dengan kehidupan darat. Kulitnya tipis dan lembab. Karena kulitnya tipis, maka
air mudah menguap dari tubuh melalui kulit. Agar tidak terlalu banyak penguapan,
amfibi menyenangi tempat-tempat yang basah atau lembab. Amphibi memerlukan air
untuk perkembangbiakannya.
Amphibi bertelur di air atau
menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya
yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan
insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa)
menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tampat yang
lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Contoh amphibi yang terdapat di
Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa kodok dan katak
(Anura). Sesilia adalah semacam amphibi tidak berkaki yang badannya serupa
cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amphibi, yang tidak terdapat secara
alami di Indonesia adalah salamander. Amphibi dari daerah bermusim empat, ini
bertubuh serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik.
2. Cirri-Ciri
Dan Klasifikasi Pada Kelas Amphibi
Amphibi mempunyai
cirri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir , merupakan hewan
berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan
yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap
kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan
kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput yang
di sebut membrane niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan
pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya
berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air
masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembangbiak dengan cara melepaskan
telurnya dan di buahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan
eksternal).
Kelas amphibi umumnya
hidup di dua tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya. Sebagian besar
amphibi memiliki cirri-ciri khusus lainnya, yaitu:
1)
Berkulit licin tidak bersisik
2)
menggunakan nergi lingkungannya untuk
mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong
hewan eksoterm
3)
Fertilisasi secara eksternaldi air atau
di tempat lembab
4)
Menghasilkan telur (bersifat ovipar)
yang tidak bercangkang
Tidak semua jenis amphibi hidup di dua tempat kehidupan.
Beberapa jenis katak salamander, dancaecilian ada yang hanya hidup diair dan
ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air
dan tempat yang lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Klasifkasi amphibi
terdiri dari tiga ordo, Yaitu Anura, Urodela Dan Apoda.
a.
Anura
Anura
memiliki cirri tidak berekor saat dewasa. Kaki belakangnya yang lebih panjang
daripada kaki depan digunakan untuk melompat. Lidahnya besar, lengket dan dapat
dijulurkan untuk menangkap mangsanya. Bagi yang jantan memiliki kantong udara
di kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat
musim kawin.contoh hewan ini adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon
(Rachoporus sp.) dan kodok atau bangkong (bufo sp.)
b.
Urodela
(Caudate)
Urodela
merupakan kelompok amphibi yang memiliki ekor saat larva, mudah dan dewasa.
Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depan yang sama
ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di
darat. Adapun ciri-ciri yang lain yaitu: kepala, ekor dan kaki sama besar,
bentuk larva sama besar dengan dewasa, larva bernafas dengan insang, dan dewasa
bernafas dengan paru-paru. Hewan yang tergolong kelompok ini adalah salamander
dan Axoloti mexicanum.
c.
Apoda (Gymnophiona)
Apoda
yang di sebut juga sesilian merupakan amphibi tak berkaki. Bentuk tubuhnya
seperti cacing tanaah atau belut. Larva sesilian sangat menyerupai sesilian
dewasa. Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah, ekor
pendek,berekor pendek, kulit lunak dan menghasilkan cairan sisik terpendam
dalam kulit, mata tidak berkelopak. Contoh: Ichthyophis
glautinosus (salamander cacing).
3. Bentuk
Morfologi Pada Kelas Amphibi
Tubuh terbagi atas kepala, badan
dan anggota gerak, tidak mempunyai leher dan ekor. Kepala berbentuk segitiga,
dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti
bulan sabit. Rahang bawah tidak bergigi, rahang atas bergigi atau tidak. Pada
umumnya vomer bergigi, kedudukannya vomer terhadap nares posterior sangat
pentin untuk identifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada
sadar mulut bagian anterior, ujungnya berbelah atau utuh, runcing atau tumpul.
Lubang hidung satu pasang terletak agar bola dekat ujung moncong, mata besar
dan bulat, menonjol arah dorso lateral dilengkapi dengan kelopak mata atas yang
tebal berdaging dan kelopak mata bawah
yang yang lebih tipis. Kedua kelopak mata tidak dapat digerakan. Di sebelah
dalam, kedua macam kelopai terdapat kelopak mata yang ke tiga yang berupa
selaput tipis dan disebut Membrane
nictitans. Selaput selaput dapat digerakan ke dorsal menutup bola mata yang
berguna menjaga agar bola mata tidak kering apabila hewan berada di air.
Di sebelah ventro caudal mata
terdapat selaput pendengar yang lebar dan jelas atau dapat pula tertutup kulit
sehingga bentuknya tidak jelas yang di sebut membrane tympanium. Rana canrivora
memiliki badan yang lebih langsing dan terdapat tonjolan pada tampat persendian
antara columna vertebralis dengan gelang panggul. Pada ujung posterior terdapat
lubang cloaca, lubang ini dapat polos tetapi ada pula yang dilengkapi dengan
jumbai-jumbai. Anggota geraknya, berupa tungkai depan yang lebih pendek,
dibedakan atas humerus,radio,ulna,karpus, dan dilengkapi dengan 4 buah
jari.Tungkai belakang lebihpanjang (pada kataj jauh lebih panjang),dibedakan
atas femur,fibio-fibula,fabiale,fibulare,dan dilengkapi dengan 5 buah
jari.Diantara jari-jari pada umumnya terdapat selaput tipis yang ukuran
lebarnya tergantung dari jenisnya.Ujung jari dapat tumpul atau dilengkapi
bantalan yang lebar dan tebal.Pada sisi ventral jari-jari kadang-kadang
dilengkapi dengan tuberculum suarticulare.Pada metatarsal dalam.
Keadaan kulit amphibi dapat
kasar,berbintil-bintil dan kering,dapat pula licin dan lembab karena adanya
kelenjar yang menghasilkan lendir di seluruh permukaan tubuh.Tidak dijumpai
adanya sisik ,kadang-kadang kulit membentuk lipatan tertentu baik pada
batungkai.dan atau paha tungkai.Warna kulit ditentukan oleh adanya kromatophora
yang mengandung pigmen hitam dan cokelat disebut melanphora
sedangkan lipophora mengandung pigmen merah ,kuningdan orange.
Pada katak jantan dari banyak
spesies memiliki saccus vacalis(saku suara) yang terbuka disebelah muka dari
ostium pharyngeum auditivae Eustachii.Saku suara itu dapat dikembang kempiskan
sehingga menimbulkan suara.
4. Sistem
Pencernaan pada kelas Amphibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan
ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi:
a.
Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan
lidah untuk menangkap mangsa.
b. Esofagus: berupa saluran pendek.
c. Ventrikulus
(lambung):
berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju
usus.
d. Intestinum
(usus): dapat dibedakan atas usus halus
dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum
jelas batas-batasnya.
e. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju
kloata, dan
f. Kloaka: merupakan muara bersama antara
saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan
pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi
lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan,
melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi
menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Alat pencernaan
makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian
dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang di tangkap untuk di makan akan dibasahi oleh air liur.
Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan
akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan
mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang
pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan
dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang
merupakan katalisator. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam
saluran di sebut gerak peristalsis.Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di
ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum.Makanan masuk kedalam
intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
Kelenjar
pencernaan yang besar adalah hepar dan pancreaticumyang memberikan sekresinya
pada intestinum kecuali itu intestinum mengahasilkan sekresi sendiri.Hepar yang
besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang di hasilkan akan
di tampung sementara dalam fesica felea,yang kemudian akan di tuangkan dalam
intestinum melalui ductus cystus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang
merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas.Fungsi bilus untuk
mengilmusikan zat lemak.Bahan makanan yang merupakan sisa didalam intestinum
mayor menjadi faces dan selanjutnya dikeluarkan melalui anus.
5.
Sistem Reproduksi Pada Kelas Amphibia
System reproduksi pada
kelas amphibi sebagai contohnya adalah katak. Organ reproduksi pada katak
berbeda antara katak jantan dan katak betina.Pada katak jantan terdapat
sepasang testis (bentuknya oval,warnanya keputih-putihan) terletak di sebelah
atas ginjal.Testis diikat oleh alat penggantungnya yang di sebut
mesdrchiutn.dari testis terdapat saluran yang di sebut fasadefferensia yang
bermuara di kloaka.Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang di
sebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara
spermatozoa.Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat
pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut
mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada ovarium terdapat ovum yang masak dan
menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk
uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada
katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim
kawin”terjadi isyarat kawin oleh katak tantan dan betina. Perkawinan dilakukan
dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya
menyemprotkan sel-sel gametnya ke luar tubuh.
KATAK
Metamorfosis Katak
System
Reproduksi Pada Kelas Amphibi
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
Amphibi merupakan hewan yang mempunyai
dua alam berbeda, yaitu di darat dan di air. Amphibi dewasa bernafas dengan
paru-paru dan dan berjalan dengan empat kakinya seperti katak.
b.
Amphibi mempunyai cirri-ciri yaitu tubuh
diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin
(poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua
serambi dan satu bilik, tidak semua jenis amphibi hidup di dua tempat kehidupan.
Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan
ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air
dan tempat ayng lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibi terdiri
dari tiga ordo, yaitu anura, urodela,dan apoda.
c.
Tubuh terbagi atas kepala, badan, dan
anggota gerak, tidak mempunyai leher dan ekor. Kepala berbentuk segitiga,
dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti
bulan sabit. Rahang bawah tidak bergigi, rahang atas bergigi atau tidak. Pada
umunya vomer bergigi, kedudukannya vomer terhadap nares posterior sangat
penting untuk identifikasi.
d.
Alat pencernaan makanan diawali oleh
cavum oris dan diakhiri oleh anus. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx,
oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan
masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi
dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan
sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan
katalisator. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran
disebut gerak peristalsis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di
ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam
intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
e.
Pada katak jantan terdapat sepasang
testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas
ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari
testis terdapat sluran yang disebut fasadefferensia yang bermuaara di kloaka,
dan betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang
rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.
2. Saran
Diharapkan kepada dosen
pembimbing agar agar memberikan kritik dan saran demi kesmpurnaan makalah kami
selanjutnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar